![]() |
gambar ilustrasi |
Kisah bermula
seorang bapak penarik becak Ketika waktu
menjelang sore ada anak muda menaiki becaknya. Beberapa puluh meter terdengar adzan
magrib bapak itu menghentikan becak di depan masjid meminta ijin untuk sholat. Selesai sholat terlihat oleh Bapak ada warung
kopi dekat Masjid.
” Bapak
puasa? ” anak muda tersebut dengan sedikit terkejut.
” Iya.
sebentar saja, bapak ingin beli air minum”
” Saya
ikut sekalian pak. kita minum kopi bareng. Saya yang traktir” Kata anak muda
dengan semangat. Mereka berduapun akhurnya melepas lelah sambil ngobrol di warung
“Kenapa
bapak puasa tapi masih mengayuh becak?. Apa ndak capek?” Si anak muda memulai
pembicaraan.
Waktupun berlalu maka hari semakin malam, anak muda itu
minta di antar pulang. Tiba di sebuah rumah minta berhenti mengucapkan
terimakasih dan seraya memberi uang sebagai ongkos naik becak. Tapi di luar
dugaan, bapak tukang becak itu menolaknya.
” Ini kan ongkos bapak setelah seharian mengantar saya.”
Kata anak muda itu dengan masih sangat heran
” Ndak nak, trimakasih” jawab pak tua.
” Maaf
apa masih kurang ? Ok. Ini buat bapak semua” sambil tangannya memberi kan uang 2 ratus
ribu.
“Maaf nak
bukan begitu. Sebenarnya…”
” Kenapa
pak? ” Diapun buru-buru memotong perkataan itu.
” Maaf
nak, bukan bapak tidak mau menerima. Tapi hari ini hari kamis nak, bapak tidak
menerima uang dari siapapun yang naik becak bapak. ”
” Kok
bisa begitu pak?” Tanya si anak muda dengan lebih penasaran. ”
“Bapak
inikan orang miskin dan bodoh, tapi, sebenarnya bapak ingin ke Tanah Suci.
Semua orang mentertawakan bapak, mereka bilang bapak suka berkhayal. Lah wong,
buat makan sehari hari saja tidak cukup apalagi pergi ke tanah suci Makah Madinah. Akhirnya bapak cuma bisa minta
sama Allah, karena bapak yakin Allah satu- satunya yang tidak akan
mentertawakan bapak.” “Lalu…”
si anak muda tidak dapat menghentikan rasa penasarannya.
“Kalau
hari senin dan kamis bapak tidak akan meminta bayaran sedikitpun kalau ada
orang yang naik becak. Bapak berniat sedekah dengan tenaga bapak. Bapak
berharap suatu hari Allah melihat kesungguhan usaha ini dan mengabul kan doa
bapak.”
” Apa
bapak yakin? ” ” Kalau kita berharap pada makhluk, kita harus siap untuk
setiap saat kecewa, tapi kalau kita berharap hanya pada Allah, Dia adalah
satu-satunya yang tidak pernah mengkhianati kita, Kita harus Yakin dengan apa
yang kita doakan ” Sejenak si anak muda terdiam. Kesadarannya muncul dan
berkata bahwa selama ini, harta yang dia miliki hanyalah sekedar ujian, dan dia
tidak berhasil dalam ujian itu, harta
membuatnya jauh dari Allah. Beberapa hari kemudian Si anak muda kembali ke kota
tersebut, kali ini dia tekadnya menemui tukang becak tua yang dia jumpai
beberapa hari lalu, Setelah beberapa jam mencari bertemulah mereka berdua,
masih di tempat warung kopi yang sama seperti dulu.
” Bapak,
apakah bapak mau mengantar saya ?” tanya
anak muda sambil tersenyum..kemana
nak?” Tanya bapak. ” Antarkan saya ke Tanah Suci, saya
ingin mengajak bapak ke tanah suci. Seraya
keduanya berpelukan, Menangis
haru bahagia…,