Pertemuan dengan Menteri Urusan Haji Kerajaan Saudi Arabia
Jeddah, Muslimedianews ~ Pertemuan
dengan Menteri Urusan Haji Kerajaan Saudi Arabia di Jeddah, Minggu
(13/03/2016) dimanfaatkan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin untuk
meminta kejelasan terkait realisasi santunan bagi ahli waris korban
jatuhnya crane di Masjidil Haram pada musim haji lalu.
Menjawab soal itu, Menteri Urusan Haji Saudi Arabia Bandar bin Muhammad
Hajjar mengatakan bahwa pihaknya sedang memproses pembayaran santunan.
Sampai kini, proses itu sedang ditangani dua kementerian Saudi Arabia
yakni Kementerian Keuangan dan Kementerian Luar Negeri.
Menanggapi pernyataan tersebut, Menag Lukman berharap proses pembayaran
santunan dapat segera dituntaskan agar para ahli waris korban tak
kecewa. Untuk itu, “Kementerian Agama melalui Kantor Urusan Haji
Indonesia di KJRI Jeddah akan selalu memonitor perkembangan proses
pembayaran santunan,” kata Menag Lukman, Senin (14/03/2016) di Jeddah.
Dalam peristiwa jatuhnya crane di Masjidil Haram pada Jumat, 11
September 2015, sedikitnya 61 orang jamaah haji Indonesia menjadi
korban. Sebagian besar mereka mengalami luka berat, sedangkan 12 di
antaranya meninggal dunia. Indonesia adalah negara yang paling cepat
merilis data korban secara akurat.
Saat itu Pemerintah Saudi Arabia menjanjikan santunan bagi seluruh
korban peristiwa itu. Masing-masing korban tewas dan cacat permanen akan
mendapatkan uang senilai 1 juta riyal dan keluarga atau ahli warisnya
diundang berhaji pada penyelenggaraan tahun berikutnya. Sedangkan bagi
korban luka, dijanjikan mendapatkan uang 500 ribu riyal dan diberi
kesempatan untuk mengulang atau menyempurnakan ibadah hajinya.
Untuk merealisasikan janjinya, Pemerintah Saudi telah membentuk komite
khusus yang mulai bekerja sejak tahun lalu. Direktur Departemen
Kesehatan Saudi Arabia Mustafa Baljoun mengatakan, proses pemberian
santunan diupayakan bersih dari kecurangan dan penyalahgunaan.
“Data pribadi setiap korban akan dicek secara teliti berdasarkan waktu
penanganan di rumah sakit. Data itu mencakup nama, kebangsaan, paspor,
alamat, dan seterusnya. Data lengkap akan diteruskan kepada otoritas
yang bersangkutan,” katanya sebagaimana dikutip Saudi Gazette, Kamis, 8
Oktober 2015. (humas/mkd/mkd/kemenag)
.
TURUT BERDUKA CITA
PUBLIKA.CO.ID, Innalillahi wa inna ilaihi rajiun. Kabar duka kembali menerpa umat Islam Tanah Air. Mantan imam besar Masjid Istiqlal, KH Ali Mustafa Ya’qub meninggal dunia pagi ini, Kamis (28/4). Pengas uh Pesantren Darussunnah, Pisangan, Ciputat, Tangerang Selatan ini wafat pada pukul 06.00, di Rumah Sakit Hermina, Ciputat.
Cendekiawan Muslim, Prof Dr Didin Hafidhuddin yang saat ini sedang berada di Tokyo, Tepang, kaget mendengar berita meninggalnya mantan Imam Besar Masjid Istiqlal, Jakarta, tersebut. ''Innaalillahi wa innaa ilaihi rajiun. Saat ini saya sedang berada di Tokyo, Jepang. Saya benar-benar kaget mendengar meninggalnya Prof KH Ali Mustafa Yakub. ''Semoga almarhum diterima iman, Islam dan amalnya, serta diampuni segala dosa dan kesalahannya,'' tulis didin kepada republika.co.id melalui short message servica.
Cendekiawan Muslim, Prof Dr Didin Hafidhuddin yang saat ini sedang berada di Tokyo, Tepang, kaget mendengar berita meninggalnya mantan Imam Besar Masjid Istiqlal, Jakarta, tersebut. ''Innaalillahi wa innaa ilaihi rajiun. Saat ini saya sedang berada di Tokyo, Jepang. Saya benar-benar kaget mendengar meninggalnya Prof KH Ali Mustafa Yakub. ''Semoga almarhum diterima iman, Islam dan amalnya, serta diampuni segala dosa dan kesalahannya,'' tulis didin kepada republika.co.id melalui short message servica.