BREAKING

Keajaiban Sedekah di Mekkah


Kabah Masjidil Haram di Makkatul Mukaramah Arab Saudi Kota suci umat Islam di seluruh dunia yang menyimpan misteri adalah Mekkah al Mukaramah dan Madinah al Munawarah di Arab Saudi. Banyak pengalaman spiritual yang selalu terjadi di Tanah Suci.
Khususnya mereka yang sedang menunaikan ibadah umrah atau haji. Ini seperti yang dituturkan salah seorang jemaah umrah.

“Saya pernah mencoba bertanya-tanya mengenai ada atau tidaknya lowongan kerja untuk posisi guru. Saat itu, sebagian guru yang mengajar di SD Al Azhar mengatakan bahwa jumlah guru sudah tergolong cukup.
Sehingga pihak sekolah belum menerima lowongan guru. Namun demikian, mereka tetap bersedia menerima surat lamaran kerja, termasuk daftar riwayat pekerjaanku (curriculum vitae)," ucap Indah.

Indah menceritakan, bahwa saat dirinya masih kuliah, dia menyempatkan diri menjadi fasilitator anak-anak SD hingga SMA Al Azhar di Cigombong, Bogor Jawa Barat selama satu tahun.
Di antara aktivitas yang ditekuninya saat itu adalah bidang pelatihan dan konsultasi (training and consulting). Rupanya, pengalaman ini menjadi perhatian dan pertimbangan manajemen Al Azhar.

“Beberapa hari lalu, saya mendatangi kantor Al Azhar sambil menyerahkan surat lamaran kerja. Ternyata, saat itu saya sudah ditunggu oleh sang Kepala Sekolah. Selanjutnya saya bertemu Kepala Sekolah dan diwawancara sebentar. Saat itu juga saya diterima bekerja menjadi guru,” ujar Indah dengan serius menceritakan pengalamannya kepada Candra.

Sebenarnya, saat itu Indah sudah bekerja sebagai tenaga pengajar di sebuah bimbingan belajar (bimbel) di Kalimantan Selatan.
Namun rupanya dia ingin kembali ke Jawa dan menjadi guru di sebuah sekolah. Lantas Candra menanyakan kepada Indah mengenai pekerjaannya sebagai tenaga pengajar di bimbingan belajar tersebut.

“Apakah kamu akan berhenti sebagai tenaga pengajar di bimbingan belajar itu?” tanya Candra. “Pekerjaan itu  masih saya lakukan. Sebab pekerjaan sebagai guru baru akan dimulai pada Senin 3 September 2012 mendatang,” jawab Indah.

Kemudian Candra bertanya lagi kepada Indah: “Apakah kamu dapat diterima kerja dengan mudah ini berkat sedekah di Mekkah yang dititipkan melaluiku beberapa waktu sebelumnya? Indah menjawab singkat: “Ya benar. Insya Allah berkat sedekah yang kutitipkan itu.”

Pekerjaan baru yang diterima Indah tanpa melalui proses yang rumit itu tentu saja merupakan hasil dari usaha dan doanya selama ini.
Atau dengan kata lain, bukan tanpa suatu proses dan ikhtiar yang dilakukan sebelumnya. Meskipun demikian, ada sesuatu yang menurut Candra penting untuk dikemukakan kepada Pembaca.

Sebab, salah satu usaha dan doa yang dilakukannya adalah bersedekah di Tanah Suci Mekkah al Mukaramah. Kisah itu berawal pada Jumat 27 Juli 2012 lalu. Ketika itu Indah menitipkan sejumlah uang kepada Candra agar disedekahkan di Masjidil Haram, Mekkah.
Sebelum Indah berangkat kerja, sekitar pukul 11.00 WIT, dia mentransfer sejumlah uang ke rekening Candra. Indah sengaja mengirimkan uang ke dalam rekening Candra dikarenakan dia (Indah, red) sudah mengetahui bahwa Candra akan menunaikan ibadah umrah di bulan Ramadhan 1433 Hijriah.
Umrah tahun itu,  Candra bertolak ke Arab Saudi pada tanggal 28 Juli hingga 11 Agustus 2012. Ia terbang dari Changi, Singapura, menggunakan pesawat Saudi Arabian Airlines (SAA).

Menurut pengalaman Candra, sebenarnya bukan hanya Indah Dwi Kurniati yang menitipkan sejumlah uang untuk disedekahkan di Mekkah.
Melainkan ada juga beberapa sahabat Candra yang melakukan hal sama, yakni Muhajir Hidayat, Eko Budiyarto, Wahyu Indriyanto, M Agus Siswanto. Mereka berpesan agar uang tersebut disedekahkan setibanya di Mekkah atau Madinah.

Setelah melalui perjalanan panjang, maka pada sore hari , Candra menapakkan kakinya di Tanah Suci, Mekkah, Arab Saudi.
Kata Candra, saat itu dia belum menyedekahkan uang titipan itu. Alasannya, dia harus memilih orang yang tepat untuk menerima uang amanah ini.

Keesokan harinya, Candra bertemu seorang Ustaz Solichin (semoga Allah merahmatinya) dan langsung menyerahkan uang amanah tersebut.
Sambil menyerahkan uang, Candra menyatakan dengan jelas mengenai siapa pemilik uang tersebut dan tujuannya menitipkan uang. Salah satunya untuk disedekahkan di Mekkah.

Sang Ustaz paham dengan semua itu. Dia (Ustaz Solichin, red) mendengarkan semua penjelasan Candra dengan seksama.
Menerima uang untuk kemudian disedekahkan tentu saja bukan hal yang baru bagi Sang Ustaz. Ustaz pun sudah terbiasa melakukannya.
Selama Candra menunaikan umrah, Sang Ustaz senantiasa mendoakan sahabat-sahabat saya yang sudah bersedekah. Bahkan Sang Ustaz mendoakannya khusus di depan Ka’bah dengan cara berputar mengelilingi Ka’bah (thawaf).
Usai thawaf, Sang Ustaz pulang menuju penginapan. Lalu Ustaz bertanya kepada Candra mengenai kabar mereka yang sudah bersedekah itu.
Saat itu juga, Candra langsung mengirimkan pesan melalui BBM kepada mereka di Tanah Air.

Umumnya, sahabat-sahabat Candra yang sudah bersedekah itu mengungkapkan bahwa ada perubahan yang cukup signifikan dalam kehidupannya.
Seperti Muhajir misalnya, dia mengakui bahwa setelah sedekah dan didoakan langsung diangkat menjadi manajer.
Lalu permintaan Eko juga terkabul, dia dikarunia anak permpuan yang cantik dan mirip orang Arab. Selama Candra berada di Tanah Suci, Sang Ustaz tidak pernah berhenti mendoakan sahabat-sahabatnya itu.
Setiap saat selepas pulang dari Masjidil Haram, Sang Ustaz pun tidak pernah bosan menanyakan keadaan dan perkembangan sahabat-sahabat Candra. Utamanya mengenai hajat dan harapan dengan sedekah itu.

Harus dipahami, ada beberapa sahabat Candra yang sudah bersedekah belum menerima perubahannya secara langsung. Tentunya masih menunggu proses dan waktu.
Namun, perubahan ke arah yang lebih baik Insya Allah bakal terjadi. Ternyata hal ini terbukti saat Candra menerima pesan BBM dari Indah, sebagaimana yang saya ceritakan di atas.

Indah tergolong cepat dalam merasakan hikmah bersedekah di Tanah Suci. Indah memang tidak datang ke Mekkah. Dia hanya menitipkan sejumlah uang kepada Candra yang sedang menjalankan umrah.
Candra pun tidak menyerahkan uang sedekah itu secara langsung kepada yang berhak, seperti kepada fakir miskin, masjid, dan lain-lain.

Melainkan menyerahkannya kepada Sang Ustaz sambil meminta Sang Ustaz untuk menyerahkannya kepada yang berhak. Candra melakukan itu disebabkan dirinya percaya bahwa Sang Ustaz lebih memahami hakekat bersedekah.
Di samping itu, tentu saja pengalaman dan pengetahuan agamanya yang jauh di atas Candra.

“Saya senantiasa berdoa agar sahabat-sahabat yang sudah menitipkan sejumlah uang untuk disedekahkan di Mekkah selama bulan Ramadhan 1433 Hijriah kemarin terkabulkan hajatnya sesegera mungkin,” ujar Candra akhir Maret 2014.

Insya Allah, dengan bersedekah di Tanah Suci akan terjadi keajaiban-keajaiban yang terkadang sulit diterima akal sehat.
Melalui pengalaman ini, Candra ingin mengungkapkan sekadar catatan bahwa bersedekah uang Rp100.000,00 di Mekkah, maka nilai sedekahnya tersebut setara dengan Rp10 miliar. Bagaimana bisa? Mari kita hitung bersama.

Sebagaimana yang diyakini umat Islam, khusus di Mekkah al Mukaramah, setiap kali seseorang melakukan kebaikan dan dosa, maka Allah akan melipatgandakannya sebanyak 100.000 kali.
Dalam hitungan sederhananya, misalkan seseorang bersedekah uang Rp100.000,00 x 100.000 = Rp10.000.000.000,00.

Dengan kata lain, seandainya seseorang bersedekah lebih dari itu maka tinggal mengalikan saja hasilnya. Padahal itu sekadar bersedekah dengan cara menitipkan uang kepada orang yang sedang berumrah atau berhaji.
Tentu saja jika para Pembaca yang berangkat langsung ke Tanah Suci  akan lebih merasakan sendiri kenikmatan, kelezatan, dan kesyahduannya langsung.

Oleh sebab itu, jika ada di antara kerabat atau tetangga Anda yang hendak menunaikan ibadah umrah atau ibadah haji, maka titipkanlah sejumlah uang untuk disedekahkan di Mekkah atau Madinah.
Jangan lupa minta didoakan secara khusus agar bisa segera umrah dan haji serta terkabul hajatnya. Wallahu ta’ala a’lam.

Admin ""

Silahkan kirim tanggapan dan komentar untuk saling berbagi informasi dan inspirasi, trimakasih

.

TURUT BERDUKA CITA

SELAMAT TINGGAL KIYAIPUBLIKA.CO.ID, Innalillahi wa inna ilaihi rajiun. Kabar duka kembali menerpa umat Islam Tanah Air. Mantan imam besar Masjid Istiqlal, KH Ali Mustafa Ya’qub meninggal dunia pagi ini, Kamis (28/4). Pengas uh Pesantren Darussunnah, Pisangan, Ciputat, Tangerang Selatan ini wafat pada pukul 06.00, di Rumah Sakit Hermina, Ciputat.

Cendekiawan Muslim, Prof Dr Didin Hafidhuddin yang saat ini sedang berada di Tokyo, Tepang, kaget mendengar berita meninggalnya mantan Imam Besar Masjid Istiqlal, Jakarta, tersebut. ''Innaalillahi wa innaa ilaihi rajiun. Saat ini saya sedang berada di Tokyo, Jepang. Saya benar-benar kaget mendengar meninggalnya Prof KH Ali Mustafa Yakub. ''Semoga almarhum diterima iman, Islam dan amalnya, serta diampuni segala dosa dan kesalahannya,'' tulis didin kepada republika.co.id melalui short message servica.

 
Copyright © 2013 AQSAPOS.COM
Design by asqagrup | Distributed by aqsagrup.