Home » News »
Internasional Banjir Bandang Landa Mekkah, di Dalam Masjidil Haram Air
sampai Semata Kaki Sabtu, 30 April 2016 14:37 HO Banjir bandang
melanda Mekkah, bahkan di dalam Masjidil Haram pun, air masuk hingga
semata kaki. TRIBUNKALTIM.CO, MEKKAH - Banjir bandang melanda Masjidil
Haram, Mekkah, Jumat (29/4/2016). Hal ini dialami para jemaah umroh asal
Indonesia, termasuk Yenni Rahman, yang tengah beribadah. Banjir terjadi
di sepanjang jalan antara Menara Zamzam, Hotel Hilton, sampai ke
Misfalah. "Banjir di dalam Masjidil Haram sampai semata kaki. Dalam
pekan ini hujan deras sekali. Minggu lalu bahkan sampai hujan es," tutur
Yen [21:13 30/04/2016] Info Grup WA jamaah Al Aqsha
BERITA
KISAH
Latest Posts
Sampai Malam Ini, 6.450 Jamaah Umrah Tertunda Berangkat
HAJIUMRAHNEWS – Sampai Senin malam ini (4/4) setidaknya ada sekitar 6.450 calon jamaah umrah yang tertunda keberangkatannya akibat persoalan sticker visa.
Jumlah jamaah tersebut yang tercatat di empat asosiasi penyelenggara
umrah, yakni Himpunan Penyelenggara Umrah dan Haji (Himpuh) sebanya
3.000 orang, Asosiasi M
uslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik
Indonesia (AMPHURI) 2.000 orang, Kesatuan Tour Travel Haji dan Umrah
Republik Indonesia (Kesthuri) sekitar 1.000 orang dan Asosiasi
Penyelenggara Haji Umrah dan Inbound Indonesia (Asphurindo) sekitar 450
orang.
“Sekarang para jamaah ini banyak yang menunggu di
Bandara Soekarno-Hatta,” tutur H Muhammad Hasan yang mewakili Himpuh
usai bersama wakil dari tiga asosiasi umrah lain melakukan pertemuan
dengan Dirjen PHU Abdul Djamil dan Direktur Pembinaan Haji dan Umrah
Muhajirin Yanis di Kantor Kemenag, Senin sore (4/4).
Menurut Hasan, inti dari pertemuan tersebut adalah untuk meminta
bantuan kepada Ditjen PHU bahwa tertundanya keberangkatan para jamaah
umrah tersebut bukan karena ketidakprofesionalan travel Penyelenggara
Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU), tapi karena ada force majeur yaitu masalah sticker visa di Kedutaan Besar Saudi Arabia (KBSA).
Para penyelenggara juga meminta Ditjen PHU untuk membantu PPIU
sebagai pelaksana agar tidak dicap tak mampu menyelenggarakan perjalanan
umrah. Selain itu juga Kemenag diharapkan membantu pihak terkait
seperti penerbangan agar tidak membuat tiket umrah hangus karena
penundaan tersebut.
“Kami juga meminta Ditjen PHU untuk membuat surat kepada kedutaan agar tidak terjadi kembali di kemudian hari serta membuat surat kepada maskapai penerbangan agar tidak mengenakan tindakan yang tidak wajar. Surat itu di tembuskan kepada Kementrian perhubungan,” tutur Muhammad Hasan yang juga ketua bidang umrah dan wisata muslim Himpuh.
“Kami juga meminta Ditjen PHU untuk membuat surat kepada kedutaan agar tidak terjadi kembali di kemudian hari serta membuat surat kepada maskapai penerbangan agar tidak mengenakan tindakan yang tidak wajar. Surat itu di tembuskan kepada Kementrian perhubungan,” tutur Muhammad Hasan yang juga ketua bidang umrah dan wisata muslim Himpuh.
Setelah pertemuan itu, Dirjen PHU memberikan nasehat agar asosiasi
tidak terlalu tegas dengan Kedutaan Besar Saudi Araia (KBSA) karena
adanya kepentingan haji dan umrah. “KBSA memiliki hak khusus tentang
pengeluaran visa,” tutur Dirjen Abdul Djamil dalam pertemuan itu.
Dia meminta Himpunan Penyelenggara umrah ini juga diminta untuk
menyampaikan kepada media terkait persoalan ini. “Kami juga akan
langsung berkoordinasi dengan penerbangan,” kata Dirjen PHU. (nrd)
Pertemuan dengan Menteri Urusan Haji Kerajaan Saudi Arabia
Jeddah, Muslimedianews ~ Pertemuan
dengan Menteri Urusan Haji Kerajaan Saudi Arabia di Jeddah, Minggu
(13/03/2016) dimanfaatkan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin untuk
meminta kejelasan terkait realisasi santunan bagi ahli waris korban
jatuhnya crane di Masjidil Haram pada musim haji lalu.
Menjawab soal itu, Menteri Urusan Haji Saudi Arabia Bandar bin Muhammad
Hajjar mengatakan bahwa pihaknya sedang memproses pembayaran santunan.
Sampai kini, proses itu sedang ditangani dua kementerian Saudi Arabia
yakni Kementerian Keuangan dan Kementerian Luar Negeri.
Menanggapi pernyataan tersebut, Menag Lukman berharap proses pembayaran
santunan dapat segera dituntaskan agar para ahli waris korban tak
kecewa. Untuk itu, “Kementerian Agama melalui Kantor Urusan Haji
Indonesia di KJRI Jeddah akan selalu memonitor perkembangan proses
pembayaran santunan,” kata Menag Lukman, Senin (14/03/2016) di Jeddah.
Dalam peristiwa jatuhnya crane di Masjidil Haram pada Jumat, 11
September 2015, sedikitnya 61 orang jamaah haji Indonesia menjadi
korban. Sebagian besar mereka mengalami luka berat, sedangkan 12 di
antaranya meninggal dunia. Indonesia adalah negara yang paling cepat
merilis data korban secara akurat.
Saat itu Pemerintah Saudi Arabia menjanjikan santunan bagi seluruh
korban peristiwa itu. Masing-masing korban tewas dan cacat permanen akan
mendapatkan uang senilai 1 juta riyal dan keluarga atau ahli warisnya
diundang berhaji pada penyelenggaraan tahun berikutnya. Sedangkan bagi
korban luka, dijanjikan mendapatkan uang 500 ribu riyal dan diberi
kesempatan untuk mengulang atau menyempurnakan ibadah hajinya.
Untuk merealisasikan janjinya, Pemerintah Saudi telah membentuk komite
khusus yang mulai bekerja sejak tahun lalu. Direktur Departemen
Kesehatan Saudi Arabia Mustafa Baljoun mengatakan, proses pemberian
santunan diupayakan bersih dari kecurangan dan penyalahgunaan.
“Data pribadi setiap korban akan dicek secara teliti berdasarkan waktu
penanganan di rumah sakit. Data itu mencakup nama, kebangsaan, paspor,
alamat, dan seterusnya. Data lengkap akan diteruskan kepada otoritas
yang bersangkutan,” katanya sebagaimana dikutip Saudi Gazette, Kamis, 8
Oktober 2015. (humas/mkd/mkd/kemenag)
Langganan:
Postingan (Atom)
.
TURUT BERDUKA CITA
PUBLIKA.CO.ID, Innalillahi wa inna ilaihi rajiun. Kabar duka kembali menerpa umat Islam Tanah Air. Mantan imam besar Masjid Istiqlal, KH Ali Mustafa Ya’qub meninggal dunia pagi ini, Kamis (28/4). Pengas uh Pesantren Darussunnah, Pisangan, Ciputat, Tangerang Selatan ini wafat pada pukul 06.00, di Rumah Sakit Hermina, Ciputat.
Cendekiawan Muslim, Prof Dr Didin Hafidhuddin yang saat ini sedang berada di Tokyo, Tepang, kaget mendengar berita meninggalnya mantan Imam Besar Masjid Istiqlal, Jakarta, tersebut. ''Innaalillahi wa innaa ilaihi rajiun. Saat ini saya sedang berada di Tokyo, Jepang. Saya benar-benar kaget mendengar meninggalnya Prof KH Ali Mustafa Yakub. ''Semoga almarhum diterima iman, Islam dan amalnya, serta diampuni segala dosa dan kesalahannya,'' tulis didin kepada republika.co.id melalui short message servica.
Cendekiawan Muslim, Prof Dr Didin Hafidhuddin yang saat ini sedang berada di Tokyo, Tepang, kaget mendengar berita meninggalnya mantan Imam Besar Masjid Istiqlal, Jakarta, tersebut. ''Innaalillahi wa innaa ilaihi rajiun. Saat ini saya sedang berada di Tokyo, Jepang. Saya benar-benar kaget mendengar meninggalnya Prof KH Ali Mustafa Yakub. ''Semoga almarhum diterima iman, Islam dan amalnya, serta diampuni segala dosa dan kesalahannya,'' tulis didin kepada republika.co.id melalui short message servica.